Dua Belas Hari di Bali di Tengah Pandemi

Bali sangatlah indah. Perpaduan wisata alam dan wisata budaya yang sangat harmoni. Eaa. 

Hari pertama

Pesawat tiba di bandara Ngurah Rai

Sebelumnya gue sudah pernah ke bandara Ngurah Rai. Jadi agak sedikit tahu jalan ke luarnya. Suka banget sama Bandara Ngurah Rai karena akses buat naik transportasi online-nya sangat mudah. Beda banget dengan Bandara Soekarno Hatta, yang akses keluarnya susah, dan sangat mahal juga. Kalau di Bandara Ngurah Rai, cukup jalan kaki sebentar, bisa langsung pesen ojol. Kalau naik taxi / transportasi online di area bandara, beuh mahal banget bro. Dijamin habis ratusan ribu. 

Naik Ojek Menuju penginapan Swandewi Homestay. 

Gue abis keluar bandara, langsung ditawarin sama abang ojek. Tujuan gue Swandewi Homestay. Deket lah dari bandara. Abang ojek nawarin kami berdua langsung naik ojek. Sambil bawa barang berat lagi. Alhasil, gembos dah bannya hahaha. Akhirnya abang ojek pinjem motor kawannya. Diantarlah kami satu-satu. Satu kali pengantaran dibayar 10ribu. Kasih tip juga karena kasian bannya gembes. 

Kami beli nasi jinggo. Ini pertama kalinya kami makan nasi Jinggo. Harganya murah Rp5.000 saja. Enak dan cukup untuk mengisi perut. 

Sesampainya di Swandewi Homestay. Kami bergegas menaruh barang. Kami menginap di sini selama dua hari. Penginapannya sederhana. Kamarnya biasa saja. Nggak ada AC. Adanya kipas. Wajar untuk harga segini. Delapan puluh ribu saja tanpa ada pajak, dll. 

Yang gue suka dari tempat ini adalah dengan lokasi strategis. Di samping jalan masuknya ada Circle K. Tepat di depan penginapan ada Mall bernama xxx. Di belakang penginapan ada Pantai Jerman. Ngomong-ngomong bray, sampai sekarang, gue belum tahu mengapa nama pantainya dinamakan Pantai Jerman.


Kami tiba malam hari sehingga langsung saja tidur. 

Hari ke-2

Hari kedua kami memulai sarapan dengan nasi jinggo. Hemat lah, enak, dan cukup mengenyangkan. Setelah sarapan, kami bersiap untuk rental sepeda motor. Kami mendapatkan tarif Rp40.000 untuk hari biasa dan Rp70.000 untuk hari ramai. Motor langsung diantarkan ke penginapan kami. Awalnya, motor yang datang saat itu, agak sedikit susah untuk di-starter. Untuk itu, kami menukarnya, dengan yang lebih mudah di starter. Masalah rental motor beres. Kami meminjam selama 11 hari total biaya yang dikeluarkan Rp560.000. 

Kami berjalan-jalan mengelilingi Kuta menggunakan sepeda motor rentalan. Begitu banyak pertokoan di Kuta yang tutup. Sedih melihatnya dikarenakan pandemi Corona. Tidak banyak melihat turis asing di sini. 

Kami pun memutuskan makan sore di Ayam Tulang Lunak Malioboro. Ayam presto adalah pilihan makanan kami. Enak, tulangnya bisa dimakan. Sembari kerja dan buka laptop di sini, karena masih wfh, huahaha

1 Ayam presto goreng (paket 2, 40000)

1 Ayam presto bakar (paket 3, 39000)

1 Es teh manis (7500)

1 Es teh tawar (7000) total 93500 tax 9350 rounding 150 total 103000

Malamnya, kami beli nasi jinggo dengan isi ayam dan cumi. Kami juga membeli ayam geprek karena tertarik harga yang ditawarkan hanya 6000 untuk seporsi ayam geprek + nasi, tapi sampai sana, nasinya habis haha. Alhasil kami beli geprek saja, kue, roti mesis, dan krupuk. Habis 20ribu lah.

Hari ke-3

Jalan-jalan ke pantai Jerman
Sarapan: Beli nasi jinggo sapi, sate lilit isi 3, sate ondel2 warna warni, ayam

Udah tinggal di homestay yang belakangnya pantai, masa ga maen ke pantainya sih. Itulah yang menjadi alasan pagi hari itu gue memutuskan ke pantai Jerman sebelum checkout nanti siang. Sesampainya di pantai, gue melihat ada kapal-kapal nelayan. Tidak gue lihat seorang turis pun bermain-main di pantai. Hanya melihat beberapa orang nelayan.

Kami berjalan menyusuri pantai. Lalu mencoba menaiki bebatuan yang ada di pantai. Yuhu, gue mendapatkan momen unik. Gue melihat kepiting-kepiting berlari-larian di bebatuan tersebut. 

Gue melanjutkan jalan ke depan. Dari kejauhan gue melihat ada seorang yang sedang berjalan telanjang. Lalu membenamkan diri ke dalam air laut hingga yang terlihat bagian tubuh atasnya ke atas. Sepertinya dia sedang mandi. Atau sedang melukat? Entahlah. 

Kami lanjut jalan-kalan lagi. Entahlah sepertinya kita sudah di pantai yang bukan lagi pantai jerman. Kemudian kami balik lagi. Apes, tripod yang bisa dijadikan sebagai tongsis punya gue patah. Dah beli mahal 150ribuan padahal. 

Abis dari jalan-jalan pantai. Gue beli kacamata hitam. Ya buat gegayaan doang ketika di pantai. Harganya lima puluh ribu. Mahal gak sih wahai para pembaca sekalian? Ini harga Gak gue tawar karena gue iba ama ibu-ibu penjualnya. Sepi soalnya ga banyak pengunjung di tengah pandemi gini. Sedih sekali.

Tongsis patah

Setelah checkout, kami otw Canggu. Nah saat jalan menuju canggu ini, gue mulai melihat banyak bule-bule berkeliaran naik motor. Banyak yang naik motor gak pake helm. Beberapa kali gue juga melihat bule-bule naik motor dengan bertelanjang dada. Yang cewe juga memakai sport bra gitu. Di bali, nggak usah kaget ya melihat itu.

Gue checkin di hotel Caroline Guesthouse. harga 120ribu tapi fasilitas hotelnya sangat oke. Menurut gue worthed menginap di sini. Sampe-sampe pada akhirnya gue extend dua hari sehingga gue menginap empat hari di sini.  

Kami mengawali makan siang dengan ada semacam warung di depan hotel ini. Seperti warteg gitu. Rasanya enak dan harga terjangkau. Akhirnya kami membeli menu berikut untuk santapan siang hari ini.

1 Nasi + Ayam Betutu + Sayur 12000 *

1 Nasi  + Ayam Betutu 8000 

1 Nasi + Ayam Betutu + Ayam Sereh 12000

Sorenya, kami jalan-jalan ke Pantai Batu Bolong. Menanti sunset di sana. Sesampainya di sini, di bilang tukang parkir, baru pertama kali ke sini ya? Bayar parkir di awal 2000. Masuk lah kami ke pantai ini. Ada permainan bola voli. Hampir bule semua yang ada di pantai ini. Banyak bule-bule membawa anjingnya. Kami melewati dua atau tiga, lupa, muara sungai yang ke sini. Bodohnya, saya mencoba mencicipi air di muara sungai ini, dan rasanya tidak asin. Haha. Baru sadar, airnya semestinya kotor. Sunset tiba, kami foto-foto.

Malamnya kita cari makan. Jalan lah ke luar canggu. Eh ada bakso, pengin rasain bakso. Mampirlah kami ke Bakso Super Blitar. Blitar itu daerah di Jawa Timur. Pantesan, penjualnya abang2 tiga orang saling berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa Timuran. Harga semangkok bakso ayam, murah, 10.000 saja. 

Kami pun memesan tiga porsi Bakso.  

1 Bakso Ayam 10.000

2 Bakso Super (Urat) @15000

Di samping toko bakso, ada toko baju. Mampirlah beli celana dalam berhubung stok celana dalam habis haha.  dan kaos ala-ala anak liburan pantai. Harganya saat itu ada diskon. Gue tertarik beli kaos pantai, karena pas gue sentuh kaosnya, duh bahannya lembut sekali. 

Baliklah kita ke Caroline Guesthouse. Dan malam nya pesen makanan lagi. Hitung-hitung buat sarapan besok pagi lah. Kami memesan Ayam & Bebek Sambal Hitam OEMGE


Hari ke-4

Gue sarapan dulu makan makanan yang di pesen kemaren. Udah rencanain juga nih mau motoran ke monkey forest ubud. Keluar homestay, suasana hujan, gerimis, alhasil pakai mantel, tapi abis itu ga gerimis lagi. Kami menuju ubud monkey forest. Duh di tengah perjalanan dan hampir sampai ubud, gue kelupaan ga bawa kamera. Yaudahlah, foto pake hape saja. 

Sesampainya di ubud, karena lapar, kami makan dulu. Sebenarnya mau ke Bebek Bengil. Tapi ternyata bukanya masih satu jam lagi. Di review Google, Bebek Bengil terkenal banget, tapi mahal juga sih.

Kami pun makan di Double Fat Caffee. Ga jauh dari situ. Enak banget ayam koreanya. Si pemiliknya juga mba mba korea. Trus ada penjaga warung yg cowok, cowok lokal. Kayaknya mereka suami istri lho. Pernikahan interracial. Kami minum jus orange tangerine. Kirain tangerine itu asam jawa, ternyata engga. Tapi enak kok jusnya. Sueger. 

1 Korean Sweet And Spicy Boneless Chicken + Rice 35.000

1 Sambal Matah Chicken + Rice 35.000

1 Orange Tangerine Fresh Juices 20.000

Kami juga membeli jajanan kecil-kecil sekitaran sini.

Setelah puas makan, kami menuju monkey forest Ubud yang tidak jauh dari sini. Tiket parkir motor untuk Monkey Forest Ubud adalah Rp2.000. Tiket masuknya Rp60.000. Menurut saya, mahal tiket masuknya. Ragunan saja cuma 4.000. Ga bisa dibandingin sih wkwk. 

Nama lengkap monkey forest ubud itu The Sacred Monkey Forest Sanctuary. Nama aslinya adalah Mandala Suci Wenara Wana. Adanya tempat ini, sebenarnya sebagai tempat konvervasi berdasarkan konsep Tri Hita Karana (Tiga jalan untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan fisik). Tempat ini dibangun di pertengahan abad 14. Di dalam Monkey Forest Ubud ini terdapat  tiga Pura. Pura Dalem Agung, Pura Beji, dan Pura Prajapati. Pura-pura di sini hanya boleh dikunjungi untuk yang berniat beribadah dan memakai pakaian adat bali.

Monyet di sini disebut Balinese long-tailed monkey atau nama ilmiahnya Macaca fascicularius. Atau bahasa inggrisnya nih, money macaque. Monyet di sini dibagi 7 kelompok yang memiliki teritorialnya sendiri-sendiri. Katanya sih antar kelompok, suka tawuran haha. Mirip lah ama warga yg suka tawuran di manggarai. Biasanya monyet yang konflik ini gara2 rebutan mandi di sungai karena musim kemarau sehingga kelompok tertentu harus menyebrang ke teritori grup lain. Katanya sih musim kawinnya bisa kapan saja, tapi intensitas tertinggi bulanMei sampai Agustus. 

Gue pun masuklah ke monkey forest ubud. Di pintu masuk, terpampang papan aturan. Ada aturan yang harus ditaati ketika masuk ke tempat monyet2 ini

1. Jangan menatap monyet tepat ke matanya

2. Jangan terlihat sedang berupaya menyembunyikan makanan, karena monyet akan tahu dan berusaha untuk mencarinya

3. Jangan sentuh monyet dan jangan ganggu anaknya, induknya akan ganas

Gw pun berjalan2 jalanlah. Pertama kaluan memasuki seperti gua, lalu pas keluar, gue melihat, di awal 2 masuk, udah liat ada cewe yg tasnya didatengin monyet, monyetnya seolah2 mau mencuri haha (dan pada akhirnya gw juga dibegal ama monyet). 

Kemudian jalan terus, melewati jalan setapak. Ada bule di depan gue, ama pacarnya mungkin. Jalan terus, sampai di ujung, ada pintu gerbang yang ditutup sementara. Lalu belok ke kanan. Di situ ada monyet2 bergelantungan di pagar dari besi itu. Lalu di sebelah, ada pura. Pura Dalem Agung Padangtegal. Tentunya tidak sembarang orang bisa masuk pura ini. Hanya yang berniat ibadah dan berpakaian adat bali saja yang bisa masuk.

Jalan terus, lalu ada tangga kebawah yang disamping kanan dan kirinya patung babi dan gajah. Ingat, ini spot terbaik untuk foto. Kemudian turun menyusuri tangga ke bawah Dimana di ujung tangga bawah ada patung dua naga. Spot yang bagus juga buat foto. Di bawahnya, ada pura, dengan kolam suci. Kemudian ada sungai besar. Gue melihat ada biawak di situ. Jalan lah ke situ, tiba2 gue dihadang kerumunan monyet. Salah satu monyet melompat ke atas ransel gue. Lalu membuka resletingnya. Lalu mencari2 barang dan terambillah Hand Sanitizer gue. (ini handsanitzer yang gue nemu di bandara sih)

lucunya, monyetnya terlihat suka sekali dengan hyand sanitizer. Ia terlihat begitu pawai membuka tutupo botol hand sanitizer dan mencicipi isi handsanitizer. Orang2 pun memfotonya haha. 


Di dalam ada pura

Banyak liat monyet kawin juga

Si jantannya, asal ngews begitu saja

Handsanitizer gue dicuri, dan dijilat2in ama tuh monyet


Ya gue ikhlaskan aja handsanitizer gue yang dibegal monyet lagipula itu nemu kok haha. Ada pawang. yang berusaha ;berkomunikasi dengan monyet tapi gagal lah untuk mengambil handsanitizer itu. Akhirnya monyet itu kabur sambil membawa hand sanitizer gue.n 

Kami jalan terus ke depan, lalu memutari hutan konservasi. Setelah dari hutan konservasi, di perjalanan balik, monyet mengikuti kami. Nampaknya ia berusaha untuk mencuri lagi isi tas gue. 

lalu kami berjalan melewati makam raja-raja yang ada di tempat ini. Setelah itu balik lah, kami mengakhiri petualangan di monkey forest ubud ini. Setelah dari ubud, kami jalan pulang ke canggu. Cape sekali dan cukup ngantuk mengendarai motor. Hingga akhirnya kami beristirahat sebentar di Caffe

Abis dari monkey forest ubud, mampir ke caffe bentar, karena lelah dan perjalanan jauh dari Ubud ke Canggu. Mampirlah kami ke Kop'B Coffe Shop. Kami membeli

1 Roti bakar

1 kopi banana

1 minuman

Di caffe kami pesan minuman strawberry punch, kopi banan, dan roti bakar. Ada ibu2 juga yang mengaku dia pemilik Bali Swing. Trus dia ngobrol2 gitu dan ujung2nya nawarin VTube haha. Trus tukar kontak. 

Sesampainya di penginapan Caroline Guesthouse di Canggu. Kami istirahat sebentar. Abis itu sekitar jam 17.30 WITA kami bersiap-siap berangkat ke Tanah Lot. Pukul 17.36 kami sedang di shortcut menuju Pura Tanah Lot. Sungguh ini waktu yang mepet karena perjalanan ke sana cukuop lama Kami sampai sana, sudah mepet tatkala matahari akan terbenam. Suasana berawan agak hujan sehingga sunset di sini tidak terlalu terlihat. 

Sampai di sana, mepet banget ama sunset. Alhasil sudah agak gelap ketika berfoto-foto di sana. 

Abis itu ke tanah lot, sayang banget kita dihujung waktu gelap. pas ke sini ga banyak bule, kebanyakan warga lokal.

Foto-foto di tanah lot.

pas balik, ada dua toko buka, kasian ibu2 

Abis itu di toko, beli udeng. Ngobrol2 lah

Katanya sepi semenjak pandemi, dulu bulan mei juni sempat ditutup lah tempat wisata ini.  Ibunya berharap liburan nataru ini, rame, wisatawan datang, sehingga bisa meningkatkan pendapatan, tapi eh pemerintah bikin kewajiban wajib swab yang mahal itu, alhasil banyak penumpang yang cancel tiket pesawat ke bali. Tapi ibunya memaklumi katanya memang demi kesehatan. 

Abis itu makan es krim gelato. Mahal sih, tapi enak.  Lalu balik lah pesen makanan asia barat yaitu kebab


Hari ke-5

Hari ketiga stay di Caroline homestay tapi kok belum jalan2 ke pantai di belakangnya. Gue pun memutuskan buat Jalan jalan ke pantai belakang caroline homestay. Saat memasukinya, banyak batu-batu besar di sini. Ketemu ama bule cewe. Lalu jalan ke kanan,  ada bule bersama banyak anjing yang mengikutinya. anjing2 pun menggonggongin kita. Kata bulenya, semenjak pandemi, anjing2 ini banyak terlantar dan dilepaskan lah ke pantai2, karena di sinilah mereka sering dikasih makan ama orang asing. Nemun 2. pecahan kaca di pasir pantai. bahaya kan kalo lari2 di pantai terus kena kaca. 

Kemudian kami sarapan pake nasi ayam betutu. mi, ayam sereh, bakwan (masih ketagihan karena enak dan harga murah) Lalu cobain makan monster pizza. Setelah itu Ekstend lagi caroline homestay 2 hari, tapi kali ini pindah di depan kolam renang. Sumpah menurut gue, ini hotel worthed banget baryangkan 120ribu dapet kamar yang fasilitasnya lengkap. Kamar tidur enak, ada pemanas air, ada kulkas mini, air panas ada, bisa request minta dibersihkan. Ada kolam renang indoor. AC dingin. Dan sebagainya. 

Siang gue jalan2 ke pantai. Malam ke unicorn caffee. Lucu banget suasananya. Pink pink gitu, ada univornnya. Keluar duit 100ribu. Di sini pesan cake, permen, dan sebagainya gitu. Abis itu mampir malam Nengok finss beach club. ss. Di perjalanan lihat mobil yang sampng rotdanya jatuh ke selokan haha. Makan malam kami memutuskan ke Kari Ayam Pedas . Karena sepanjang lewat tempat depan sini, rame banget ngantrinya. Jadi nya penasaran. Pas coba, kami pesan kari ayam, ayam pedas, dan rawon. Rawonnya biasa aja. Tapi kari ayam dan ayam pedasnya juara. Kami nambah lagi nasi kari buat dibungkus bawa pulang buat sarapan besok. 

Hari ke-6

Sarapan nasi kari yang dibeli kemarin malam. Lalu beli. monster cheese pizza. Sedihnya di canggu, makann yang murah ga banyak. kebanyakan tempat makan di sini ala2 bule gitu. Mahal lagi buat orang lokal kaya kita. Siang biasa lah makan warteg depan: ayam betutu, enak murah dan bikin nagih... Lalu ambil laundry.

Jalan Ke Pura Tirta Empul. Tiket masuknya Rp30.000. Di awal masuk dipinjamin sarung. Diajarin melukat di sini. Dijelasin tata caranya, pemandunya memandu banget. Mungkin karena takut org yg baru pertama kali salah melukatnya. Semua agama boleh melukat di sini. 

Sewa sarung hijau 2 dan 1 locker biayanya 15.000. Ada banyak pancuran. Melukatnya dari kiri ke kanan. Ingat ada pancuran yang tidak boleh dipakai karena ada yang khusus buat keturunan kerjaan atau buat org yg baru saja tiada. 

Abis melukat, foto2 di pura. bagus lah. Abis itu jalan pulang. perjalanan cukup jauh karena harus balik ke canggu. Lebih jauh dari pas ke Monkey Forest ke Ubud. 

Malam makan pesen gofood beli burger 2080. Malam

Hari ke-7

Sarapan ayam warteg betutu ayam suwir perkedel. Kemudian kami Checkout caroline guesthouse. Kami jalan menuju Sanur, ke Tjana Homestay. Canggu ke Sanur ngga sejuah Canggu ke Ubud kok haha. Sampailah kita di Tjana Homestay. Tempatnya lucu. Pemiliknya kayaknya sangat menerapkan protokol kesehatan sampai agak berlebihan gitu. Yang lucu anjing2nya. Dia menghampiri kita. Bermain2 dengan kita. Sepasang. Beda ras. 

Tempat penginapan ini. lucu. Banyak tanamannya. Lalu kami pun jalan ke luar. Makan ayam betutu khas Gilimanuk, enak sekali. 

1 Betutu Gilimanuk 1/2 ekor (55000), 

2 Nasi putih @6000, 

1 Es Campur 16000, 

1 krupuk 6000, 

4 camilan @2000, 

total 97000, 

with tax 106700

Setelah itu, kami balik ke homestay. Lalu ke pantai sanur. Parkir di pantai sanur bayar 2000. Pantainya lucu. Pasirnya coklat putih. Menurut gue lebih bagus dibandingkan pantai di Canggu / kuta. Tapi ombaknya kecil. Kecil kecil ngegemesin. 

Abis itu ke penangkaran penyu. Lihat penyu2 lucu menggemaskan. Jadi ingat kura2 yang ditinggal di kosan. 

Abis itu balik, sampai lupa kita parkir motor dimana ya. Lalu minum minuman blue lagoon mozito dan strawberry milk. Malamnya makan okonomiyaki. 

Hari ke-8


Ada bule gila.

T & J Rooms.


Hari ke-9


Bali EZ


Hari ke-10


Firefly Eco Lodge


hari ke-11


Suzuke Warung


Hari ke-12


12 Hari di Bali

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jantung Mematung Kalau Nengok Bawah Pas Lewat Jembatan Gantung Situ Gunung

Budget 6 Orang Liburan Berbahagia Ke Jogja Bersama Keluarga Tercinta. Bikin Bangga Tak Terhingga!

Ujung Kulon, Pesona Tersembunyi di Penghujung Barat Pulau Jawa yang Bikin Liburanmu Gak Monoton